Rabu, 07 Maret 2012

CELOTEH ANAK

MAMA, AMMAR MAU PUNYA SAYAP

Ammar pintar sekali makan. Apapun yang saya masakkan selalu dia lahap. Mungkin karena itu otaknya mampu berpikir kritis. Meski begitu saya tidak pernah lupa memberinya vitamin. Vitamin yang saya berikan berupa pil seperti permen. Saking sukanya sama vitamin, dia hafal sekali jam-jam pemberian vitamin. Suatu hari Ammar berkata,
”Mama, Ammar mau punya sayap!”
”Oh, ya. Memangnya kenapa Ammar mau punya sayap?”
”Supaya Ammar bisa terbang. Kan kalau Ammar bisa terbang, Ammar bisa ambil vitamin,” katanya sambil melirik vitamin yang selalu saya letakkan di atas lemari.
 Saya hanya tersenyum. Kukira hanya karena vitamin saja Ammar ingin bisa terbang. Lain hari ternyata keinginan itu dia lontarkan kembali.
”Mama, Ammar mau punya sayap. Belikan ya, Ma.”  Kali ini sambil merajuk. Tangannya mengibas seperti sayap.
”Mau beli di mana?”
”Di pasar.”
 Saya berpikir sebentar. Mau menyampaikan kalau manusia ditakdirkan tidak bisa terbang, tidak seperti burung. Namun urung karena Ammar sudah bermain kembali. Besoknya saya lihat Ammar menggerak-gerakkan badannya laksana seekor burung.
”Wak, wak, aduh, sayapku patah!” teriaknya sambil berpura-pura terjatuh dan kesakitan. Ternyata dia sedang memperagakan gaya Falcona, burung elang di film Paddle Pop Elemagika. Lain waktu dia membelitkan sarung di leher hingga membentuk sayap yang dimiliki batman atau superman. Kubiarkan saja proses imitasi tersebut, berharap dia lupa akan keinginannya mempunyai sayap. Namun suatu hari kulihat Ammar, sulungku yang berumur 4 tahun, termenung. Dia tidur-tiduran saja di kamar. Tidak ada suara dan gerakannya yang lincah yang setiap hari terdengar. Pelan kucoba mendekati.
”Anak Mama kenapa sih, kok diam saja?” tanyaku lembut. Ammar melirik, sekilas. Selanjutnya dia masih asyik dengan guling dan bantal.
”Benar nih mama nggak boleh tahu?” tanyaku memancing. Ammar memang terbiasa bercerita padaku. Jadi aneh kalau dia bisa memendamnya lama-lama. Aku langsung bangkit dan hendak beranjak keluar kamar.
”Mama!” Tuh, kan. Aku tersenyum, tak jadi melangkah.
”Superman kan manusia tapi kok bisa terbang. Batman juga. Ammar mau juga dong ma, biar Ammar bisa nolongin orang-orang.”
Wah, masalah sayap lagi nih, batinku.
“Ammar, superman dan batman itu hanya ada di film-film. Tidak ada manusia yang punya sayap. Allah hanya menciptakan bangsa burung yang memiliki sayap untuk memudahkan mereka mencari makan dan bertahan hidup.” Ammar mengangguk. Aku tidak tahu apakah dia paham atau tidak.
”Kalau Ammar mau menolong orang tidak harus punya sayap. Ammar kan bisa kasih uang ke pengemis atau infak ke masjid.”
Iya ya Ma, mereka kan kelaparan. Kalau Ammar nolongin mereka kan nanti disayang Allah. Kali ini aku hanya bisa mengangguk, terharu.
Depok, 7 Mei 2011
By: Mama Ammar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar