Kamis, 20 Januari 2011

MAGHRIB NAN KELAM

Rabu,19 Januari 2010 Menjelang Maghrib
Belum usai lagi kukemasi notebook untuk menyudahi aktivitas menulis dan sedikit games, tiba-tiba plak. Mataku terasa sakit. Kejadiaannya begitu cepat dan setelah kusadari ternyata ada nyeri yang tersisa. Mataku. Aku kalap, sambil menggendong si kecil Maqil kukejar Ammar meski setelah itu khilaf menjeraku. Ammar masih tertawa-tawa ditengah rasa perih. "Mata mama kok merah," ungkap sulungku tanpa rasa bersalah. Dan ternyata memang, ada merah di sana. Aku bergidik, membayangkan yang tidak-tidak. Jangan-jangan...Ya Robbi...
Mungkin ini teguran dari-Mu,maghrib menjelang aku masih asyik berkelana di dunia maya. Teguran yang sangat kecil dari sikecil. Harusnya aku telah siap menghadap-Mu, menuntun sikecil shalat dan mengaji. Bukan sibuk dengan dunia yang fana ini. Ampuni aku Robbi.

Kamis,20Januari 2010 @ Hermina Depok
Takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan akhirnya kuperiksakan juga mataku ke dokter mata Erri."Hanya  lecet dan ada pembuluh darah yang pecah. Tapi nggak apa-apa kok,"senyum di bibir dokter berusia 40-an membuatku ikut tersenyum.Alhamdulillah. Kulihat penyesalan di wajah Ammar meski dengan gaya kekanak-kanakannya. Abi mengusap buah hatikami itu dengan cinta sambil berbisiklirih."Lain kali jangan diulangi lagi ya, nak." Ammar mengangguk. Luruh haruku saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar